"Aku menjadi bagian SepuluhTeknikB dan mendapat teman satu bangku yang berisik, heboh, tidak bisa diam. Kontras dengan sifatku yang pendiam, sulit komunikasi; saat itu. Namun, kami menjadi sahabat yang saling melengkapi.
Jurusan Teknik yang kuambil membuatku hanya mempunyai beberapa teman perempuan. Dari total 23 siswa jumlah siswi hanya 6 orang dikelasku, sisanya laki-laki. Namun, itu tak menjadikan masalah untukku, malah aku senang hanya segelintir orang yang banyak bicara, aku tidak berada di zona mulut penggosip. Sesungguhnya, aku lebih suka menyendiri jika bisa memilih.
Teman sebangku yang merangkap menjadi sahabat baikku itu bernama Devi Purnama; orang yang sangat menyukai Doraemon. Aku akan menceritakan kisahnya."
Dia orang yang tak malu menceritakan seperti apa orang yang sedang dia sukai, malah dia semakin gencar mendekati orang itu dengan kode-kode yang bertebaran. Orang yang pertama kali dia sukai itu adalah KM kelasku, dia tak malu untuk menunjukan bahwa dia memang tertarik terhadap orang itu. Dasar, sifat bawaan mungkin ya.
Semakin hari dia semakin ingin terlihat oleh pria yang dimaksud itu. Pernah sekali saat dia dihukum karna tidak bisa menjawab pertanyaan kalau tidak salah. Dia maju kedepan kelas, hukumannya adalah ToD.
'Siapa orang yang disukai dikelas ini?'
Dia yang mendapat pertanyaan seperti itu kelabakan, hingga akhirnya menyebutkan nama orang lain bukan orang yang dia sukai sebenarnya. Namun, percayakah kalian jika karna itu dia menjadi mempunyai perasaan pada orang yang asal sebut saat itu. Hah, ajaib memang dia. Bagaimana bisa perasaannya berpindah secepat itu.
Menjalani hari seperti biasa. Entah sejak kapan dan bagaimana tepatnya pria yang Devi sukai mengetahui perasaannya. Tanpa sadar, pria itu menjauh. Seiring berjalannya waktu, Devi mengetahui kenyataan yang membuatnya mengalihkan perasaan pada orang lain. Ohya, Devi masuk ke eskul Karate.
Takdir mempermainkannya lagi. Entah ada maksud apa salah satu pria seperti sedang berusaha mendekatinya. Aku beruntung, Devi selalu cerita apa yang sedang terjadi padanya tanpa menutupi sedikitpun padaku. Aku yang melihat peluang besar juga menganalisis; gaya bahasanya hehe, dan sepertinya memang apa yang menjadi dugaan kita benar. Jadi, aku mendukungnya untuk hal itu.
Diberi perhatian-perhatian kecil semacam itu oleh seseorang agaknya membuat perasaan dalam diri menguap bersama harapan. Apalagi notabennya mereka sering bertemu dan berlatih bersama, semakin membuat perasaan itu tumbuh tanpa disadari. Devi menikmati setiap perhatian kecil yang diberikan, panggilan manis yang dilontarkan, perbuatan yang membuatnya merasa menjadi seseorang yang istimewa.
Seiring berjalannya waktu, kenyataan memang selalu menyakitkan jika tak sesuai harapan. Tiba-tiba karna kesalahan setitik rusaklah segalanya. Rasa yang diemban selama ini terasa sia-sia. Bergulir menjadi perasaan ingin mencabik-cabik, benci, kesal menjadi satu.
Jika aku yang ada diposisinya mungkin sudah banyak terluka. Tapi ini seorang Devi, dia biasa saja menghadapi permasalahan yang ada.
Merelakannya adalah jalan terbaik, dia yang kulihat tidak pernah mencoba untuk melupakan hanya menjalani sampai akhirnya menemukan kembali. Dia seolah tak pernah ambil pusing saat sakit hati.
Banyak sekali hal yang seharusnya membuat dia terluka dan aku sebagai sahabat hanya bisa diam. Aku kadang suka berpikir, sahabat macam apa aku ini. Saat masalah menerpanya sampai yang terburuk sekalipun, dia tetap bisa tertawa sudahnya, seolah apa yang membuatnya terluka itu adalah lelucon.
Maafkan aku, mungkin sejauh ini aku hanya bisa menjadi tempat kamu bercerita, tak pernah bisa membantu lebih disetiap masalah kamu.
Saat kenaikan kelas, aku dan Devi berpisah, sedih awalnya tapi ya mau bagaimana lagi.Setelah kita jarang bersama karn kelas yang berbeda, kadang aku berpikir jika dia orang yang seperti ini, seperti itu. Tapi semakin kesini aku rasa itu hanya hasil pikiran negatif karna kami tidak dalam jangkauan yang sama lagi. Karna sebelumnya, kita selalu berdua; kemanapun.
Devi masih sering bercerita padaku tentangnya yang diam-diam punya pacar, tentangnya yang tiba-tiba suka pada adik kelas, tentang keluarganya. Sudah kubilang dia amat terbuka bercerita padaku.
Maaf lagi, karna sempat menganggap kamu bukan sahabat terbaik saat aku kalap. Aku selalu mengingat, kita bisa bercerita dimana saja. Ditangga deket toilet, diangkot, dijalan, disela-sela istirahat, di jam kosong. Dimanapun ada waktu. Terimakasih, karna sampai saat ini selalu percaya padaku.
Hatinya pulih kembali oleh orang baru, adik tingkat dia, sampai akhirnya menjalin hubungan dengan status tanpa dia bilang padaku, tapi aku mengerti jika dia mungkin butuh waktu untuk itu. Dan, akhirnya dia memberitahuku juga pada waktunya.
Yang namanya hubungan pasti akhirnya berakhir kan, bisa karna berpisah atau karna menikah. Begitu pula dengan hubungan yang Devi jalani, kandas ditengah jalan. Dia awalnya terluka, namun dia mampu mengobati dirinya sendiri seperti biasa. Patah hati tak membuatnya mundur dari adik tingkat, dia mengagumi lagi orang baru dan melupakan sakit hatinya begitu saja. Seolah yang kemarin hanya kilasan bunga tidurnya.
Dia adalah Hana-ku, Sapi-ku💚
How strong you are!
I love you!


0 comments:
Post a Comment